1 Pengenalan Bahan Pencelup. Pencelupan merupakan suatu upaya dalam meningkatkan nilai komersil dari barang. Nilai komersil ini menyangkut nilai indra seperti warna, pola dan mode, dan nilai-nilai guna yang tergantung dari apakah produk akhir dipakai untuk pakaian, barang-barang rumah tangga atau penggunaan lain.
Authors DOI Keywords Pelarut, Pewarna, Kulit Ubi Ungu Abstract Zat warna banyak digunakan pada berbagai macam industri. Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetik. Bahan pewarna sintetis lebih banyak digunakan karena mudah diperoleh dan penggunaannya praktis, tetapi penggunaan pewarna sintetis ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Peningkatan kesadaran akan kesehatan dan lingkungan, produksi pewarna alami sebagai pewarna yang direkomendasikan. Zat pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan maupun hewan. Salah satu tumbuhan yang mengandung zat warna alami adalah limbah kulit ubi ungu. Proses pembuatan pewarna alami dari limbah kulit ubi ungu sangat dipengaruhi dari jenis pelarut yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal ditinjau dari kandungan antioksidan, kadar air dan derajat warna. Metode ekstraksi yang sesuai dalam pembuatan pewarna kulit ubi ungu adalah metode maserasi. Pelarut yang paling optimal adalah dengan dengan menggunakan pelarut campuran berupa Etanol dengan Asam Sitrat berdasarkan hasil kadar air, kandungan antioksidan dan derajat warna.
Caramenggunakan black cocoa powder dengan cara melarutkan satu sendok teh bubuk denagn tiga sendok teh air panas. Aduk sampai tercampur. Gunakan sedikit demi sedikit hingga bahan makanan mengeluarkan warna hitam yang diinginkan. Black cocoa powder biasanya digunakan sebagai pewarna biskuit atau kue. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencari alternatif bahan pewarna alami tekstil dengan menggunakan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai bahan penggantinya. Metode yang akan dipakai adalah metode eksperimen untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai pewarna alami berbagai jenis bahan tekstil. Pengukuran dilakukan satu kali dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum, uji kandungan kimia ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum, dan pewarnaan beberapa jenis kain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif bahan pewarna alami tekstil dengan menggunakan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai bahan penggantinya. Dimana dari hasil uji kandungan kimia ekstrak buah karamunting yang tertinggi adalah zat flavonoid, tanin, dan polifenol, sedangkan kandungan kimia yang terendah adalah zat alkaloid. Dari hasil uji zat warna ekstrak buah karamunting pada berbagai jenis kain Asianteks adalah jenis yang kualitas warna kainnya paling baik dengan lama waktu penyerapan zat warna kain adalah 30 menit. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free p-ISSN 2502-101X Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN 2598-2400 EKSAKTA Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA│x UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK BUAH KARAMUNTING Melastoma malabathricum SEBAGAI UPAYA MENGHASILKAN BAHAN PEWARNA ALAMI TEKSTIL Jerni Larahmah1, Hotni Arista Harahap1, Ledy Yolanda Pasaribu1, Melvariani Syari Batubara1. 1 Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatane-mail melvarianisyari Abstract The goal to be achieved is to find alternative natural textile dyes using caramunting fruit extract Melastoma malabathricum as a substitute material. The method that will be used is the experimental method to determine the ability of caramunting fruit extract Melastoma malabathricum as a natural dye of various types of textile materials. Measurements are made once at the same time. The activities carried out were the making of caramunting fruit extract Melastoma malabathricum, chemical content testing of caramunting fruit extract Melastoma malabathricum, and coloring of several types of fabric. The results of this study indicate that alternative natural textile dyes using caramunting fruit extract Melastoma malabathricum as a substitute material. Where from the results of the test of the chemical content of caramunting fruit extracts the highest were flavonoids, tannins and polyphenols, while the lowest chemical content was alkaloids. From the test results of caramunting fruit extract dyes on various types of Asianteks fabric is the type with the best quality of fabric color with a long time absorption of fabric dyes is 30 minutes. Keywords Caramunting fruit, Melastoma malabathricum, natural dye, Textile Abstrak Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencari alternatif bahan pewarna alami tekstil dengan menggunakan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai bahan penggantinya. Metode yang akan dipakai adalah metode eksperimen untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai pewarna alami berbagai jenis bahan tekstil. Pengukuran dilakukan satu kali dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum, uji kandungan kimia ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum, dan pewarnaan beberapa jenis kain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif bahan pewarna alami tekstil dengan menggunakan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai bahan penggantinya. Dimana dari hasil uji kandungan kimia ekstrak buah karamunting yang tertinggi adalah zat flavonoid, tanin, dan polifenol, sedangkan kandungan kimia yang terendah adalah zat alkaloid. Dari hasil uji zat warna ekstrak buah karamunting pada berbagai jenis kain Asianteks adalah jenis yang kualitas warna kainnya paling baik dengan lama waktu penyerapan zat warna kain adalah 30 menit. Kata Kunci Buah karamunting, Melastoma malabathricum, Pewarna alami, tekstil PENDAHULUAN Karamunting sangat digemari oleh anak-anak sewaktu kecil, dan karamunting biasa tumbuh di sekitar hutan atau di pinggir rumah dengan tinggi ± 1 m bahkan ada setinggi orang dewasa di padang terbuka. Dengan rasa gurih dan manis tak lepas dari ecapan lidah ketika menikmatinya. Mungkin sekarang, sudah jarang terlihat karena maraknya lahan perumahan dan pertanian holtikultura yang Vol 4 No 2 Tahun 2019 Hal 79 –134 x menggantikannya. Ada istilah tak perlu dirawat, tapi tetap tumbuh dan berkembang serta menghasilkan bunga yang indah dan buah berwarna ungu dari kelopaknya. Kedengarannya agak mustahil untuk diolah, dikemas atau dibuat sebagai bahan pewarna alami baik sebagai pewarna makanan atau pewarna tekstil, tapi semua mungkin saja terjadi, asal ada keinginan kuat untuk berpikir mengolahnya dari biasa menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Secara ekonomis, biaya yang dikeluarkan atau dibutuhkan minim untuk mengolahnya. Penelitian ini untuk mengkaji peran karamunting Melastoma malabathricum terutama buahnya dari sesuatu yang tidak akan bermanfaat bagi orang banyak menjadi bermanfaat yang dapat teruji secara ilmiah dan bernilai secara ekonomis. Maraknya industri pangan dan tekstil yang ada saat ini tidak diimbangi dengan kenaikan kualitas produk yang dihasilkan serta tingkat keamanan bahan yang digunakan. Dari pengamatan fitokimia ekstrak buah karamunting mengandung phenol, flavonoid, dan antosianin. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi Jumiati, 2017 METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai pewarna alami berbagai jenis bahan tekstil. Pengukuran dilakukan satu kali dalam waktu yang bersamaan. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah karamunting Melastoma malabathricum yang diperoleh dari desa Simarsayang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemilihan buah karamunting Melastoma malabathricum yang berkualitas baik, kriteria buah karamunting yang berkualitas adalah diambil langsung dari pohonnya, buah tidak busuk dan berwarna ungu segar, dan buah yang dipetik adalah buah yang matang. Gambar 1. Pembuatan Ekstrak Buah Karamunting Melastoma malabathricum dimaserasi ±1 hari dalam pelarut etanol 96% yang telah didestilasi dimasukkan ke dalam botol kaca steril dirotavapor pada suhu 600C etanol 96% ±1 hari dan Vol x No x Tahun 2019 Hal 79 –134 x 1. Uji Kandungan Kimia Ekstrak Buah Karamunting Melastoma malabathricum a. Uji Zat Fenolik 1 g FeCl3 + 100 ml akuades b. Uji Zat Flavonoid 15 g Mgs + HClp + 250 ml NH4OHp c. Uji Zat Alkaloid - Pereaksi Wagner 2 g KI + 1,27 g Iodium + 100 ml akuades - Pereaksi Meyer 1,596 g HgCl2 + 5 g KI + 100 ml akuades - Pereaksi Dragendorff 8 g Bismut Nitrat + 20 ml HNO3 + 27,2 g KI + 80 ml akuades d. Uji Zat Steroid Pereaksi Lieberman-Burchad H2SO4p + CH3COOH an-hidrid dengan perbandingan 1 20, v/v 2. Pewarnaan Langkah awal dalam pewarnaan adalah melarutkan zat pewarna alami yaitu ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum yang hendak digunakan menggunakan air atau medium lain yang dapat melarutkan zat warna tersebut, kemudian beberapa jenis kain kain dimasukkan ke dalam larutan zat pewarna alami tersebut atau dengan dicolet dengan larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat ke dalam serat HASIL DAN PEMBAHASAN Dilakukan pengujian kandungan zat kimia ekstrak etanol buah karamunting Melastoma malabathricum menggunakan Uji Zat Fenolik, Uji Zat Flavonoid, Uji Zat Alkaloid, dan Uji Zat Steroid. Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak Buah Karamunting Keterangan + ditemukan dalam kandungan sangat rendah ; ++ ditemukan dalam kandungan rendah ; +++ ditemukan dalam kandungan tinggi Dari Tabel 1. terlihat bahwa kandungan kimia ekstrak buah karamunting yang paling tinggi didapatkan dari zat flavonoida, tanin, polifenol dan steroida & minyak atsiri, sedangkan zat alkaloid didapatkan dalam kandungan sangat rendah. Diantara 6 macam zat kimia ekstrak buah karamunting yang didapatkan tersebut, kemungkinan yang dapat menjadi bahan pewarna alami tekstil adalah zat flavonoida dan tannin. Senyawa flavonoid pada umumnya terdapat pada tumbuhan tinggi yang merupakan hasil metabolisme yang terdistribusi ke seluruh jaringan tumbuhan, seperti terkandung dalam biji, buah, kulit batang, akar dan getah dari tumbuhan, disamping itu juga terdapat pada beberapa jenis serangga. Senyawa flavonoid ini pada umumnya memberikan warna yang cantik Vol 4 No 2 Tahun 2019 Hal 79 –134 x dan menarik, warna yang cantik ini berfungsi sebagai penarik serangga dan hewan dalam penyerbukan dan penyebaran biji tumbuhan. Disamping itu senyawa flavonoid yang terkandung dalam bunga, buah, daun, dan akar tumbuhan juga bersifat racun, yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari serangga dan binatang hama, serta tumbuhan gulma Harborne, 1987. Gambar 2. Buah dan Tanaman Karamunting Melastoma malabathricum Tanin merupakan senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks. Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar dan batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Tanin biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam organik yang polar Robert, 1997. Tabel 2. Hasil Uji Zat Warna Ekstrak Buah Karamunting pada Kain Lama Waktu Penyerapan Zat Warna menit Keterangan - kurang baik ; + cukup baik ; ++ baik ; +++ sangat baik Dari Tabel 2. terlihat bahwa lama waktu penyerapan zat warna dari ekstrak buah karamunting yang paling baik adalah pada jenis kain trikote yaitu sekitar 30 menit, sedangkan jenis kain roberto adalah yang paling tidak baik dalam penyerapan zat warna karena setelah lebih dari 24 jam tidak dapat menyerap zat warna dari ekstrak buah karamunting. Diantara 4 jenis kain yang diuji tersebut yang paling baik kualitas warna kainnya adalah kain asianteks, hal ini disebabkan karena jenis kain asianteks adalah kain yang bahan baku pembuatannya dari kapas. Menurut Seman 2007 ditinjau dari proses pewarnaannya, pewarna kain pada zaman dahulu dibuat dari bahan-bahan yang bersifat alami. Ada 6 warna utama kain yang dibuat dari zat pewarna alami antara lain Kuning, bahan pembuatannya adalah kunyit atau temulawak; Merah, bahan pembuatannya adalah gambir, buah mengkudu, cabai merah, atau kesumba; Hijau, bahan pembuatannya adalah daun pudak atau jahe; Hitam, bahan pembuatannya adalah kebuau atau uar; Ungu, bahan-bahan pembuatannya adalah biji buah gandaria; Coklat, bahan pembuatannya adalah uar atau disebut juga kulit buah rambutan. Supaya warna-warnanya menjadi lebih tua, lebih muda, dan supaya tahan lebih lama bahan pewarna tersebut dicampur Vol x No x Tahun 2019 Hal 79 –134 x dengan rempah-rempah lain seperti garam, jintan, lada, pala, cengkeh, jeruk nipis, kapur, tawas, cuka, atau terasi. Gambar 3. Hasil Uji Pewarnaan Beberapa Jenis Kain pada Ekstrak Buah Karamunting Menurut Winarsih 2015 langkah awal dalam pewarnaan adalah melarutkan zat pewarna yang hendak digunakan menggunakan air atau medium lain yang dapat melarutkan zat warna tersebut, kemudian kain yang telah dijahit dimasukkan ke dalam larutan zat pewarna atau dengan dicolet dengan larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat ke dalam serat. Ada tiga cara pewarnaan kain, yaitu pencelupan, pencoletan, dan pencelupan sekaligus pencoletan. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah alternatif bahan pewarna alami tekstil dengan menggunakan ekstrak buah karamunting Melastoma malabathricum sebagai bahan penggantinya. Dimana dari hasil uji kandungan kimia ekstrak buah karamunting yang tertinggi adalah zat flavonoid, tanin, dan polifenol, sedangkan kandungan kimia yang terendah adalah zat alkaloid. Dari hasil uji zat warna ekstrak buah karamunting pada berbagai jenis kain Asianteks adalah jenis yang kualitas warna kainnya paling baik dengan lama waktu penyerapan zat warna kain adalah 30 menit. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Para peneliti mengekspresikan apresiasi kepada Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan UMTS untuk bantuan teknisnya. DAFTAR PUSTAKA Chairul, M. Harapini, dan Y. Daryati. 1996. Pengaruh Ekstrak Kencur Kaempferia galanga L. Terhadap Kehamilan Mencit Putih Mus musculus. Seminar Nasional Indonesia IV. Jakarta ; Lab. Treub Puslitbang Biologi LIPI, Bogor dan Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945. Darmawati, I. A. P., G. Wijana, A. A. M. Astiningsih, I. A. Mayun dan N. L. M. Pradnyawathi. 2016. Identifikasi dan karakterisasi Tanaman Pewarna Alam Tenun Pegringsingan Desa Tenganan. Agrotrop 6 1 10-18. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Cetakan kedua. Bandung ; Penerbit ITB Jumiati, E., Mardhiana, I. M. Abdiani. 2017. Pemanfaatan Buah Karamunting Sebagai Pewarna Alami Makanan. Agrifor 16 2. Vol 4 No 2 Tahun 2019 Hal 79 –134 x Kelana, T. B., 2012. Isolasi, Elusidasi Struktur Dan Uji “Brine Shrimp” Kandungan Kimia Utama Daun Ficus deltoideus JACIC. VAR Bilobata. Tesis. Padang ; Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Kholis, N. 2016. Kain Tradisional Sasirangan “Irma Sasirangan” Kampung Melayu Kalimantan Selatan. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Pirnanda, D., H. Sumantri dan Prasetyo. 2016. Panduan Lapangan Pengenalan Jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Hutan dataran Rendah, Sumatera Selatan. Biodiversity and Climate Cange Project. Robert, 1997. Aloe Vera A Scientific Approach. Vantage Press, Inc. New York. Seman, S. 2007. Sasirangan Kain Khas Banjar. Kalimantan Selatan Lembaga Pengkajian dan Pelestarian Budaya Banjar. Winarsih, T. 2015. Kain Sasirangan dan Asal-usul Batik di Indonesia Pinilih. ... Penelitian lainnya oleh Larahmah dkk., 2019 didapatkan hasil bahwa bagian buah karamunting mengandung senyawa steroid, flavonoid, polifenol, tanin, dan minyak atsiri [16]. Pada bunga karamunting mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan tanin [17]. Pada ranting dan batang karamunting mengandung saponin, steroid, flavonoid, tanin, dan alkaloid. ...Luhde Manik SugiantinaNi Putu Eka LeliqiaKaramunting Melastoma malabatchricum L. mempunyai manfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagaii aktivitas antibakteri. Artikel ini disusun guna memberikan informasi tentang kandungan fitokimia, aktivitas antibakteri, dan toksisitas dari karamunting. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari beberapa artikel ilmiah yang telah diterbitkan, baik secara nasional dan internasional. Bagian tanaman karamunting yang dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri adalah daun, ranting, bunga, batang, dan akar, kemudian dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi. Adapun pelarut yang digunakan seperti, n-butanol, metanol, etil asetat, etanol, dan n-heksan. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa karamunting mengandung metabolit primer dan sekunder, yaitu karbohidrat, alkaloid, fenol, steroid, flavonoid, triterpenoid, tanin, dan saponin. Karamunting terbukti menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes, Escherichia coli Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Salmonella dysenteriae, Shigella sp, dan Pseudomonas aeruginosa. Senyawa yang terkandung dalam karamunting terutama flavonoid, saponin, dan tanin, dianggap bertanggung jawab atas aktivitas antibakterinya. Hasil penelitian uji toksisitas in vitro menyatakan bahwa, ekstrak daun dan batang karamunting termasuk dalam kategori toksik. Sedangkan uji toksisitas in vivo pada daun karamunting dikategorikan toksik peneliti mengekspresikan apresiasi kepada Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan UMTS untuk bantuan teknisnyaM Daftar Pustaka ChairulDan Y HarapiniDaryatiUCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Para peneliti mengekspresikan apresiasi kepada Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan UMTS untuk bantuan teknisnya. DAFTAR PUSTAKA Chairul, M. Harapini, dan Y. Daryati. 1996. Pengaruh Ekstrak Kencur Kaempferia galanga L. Terhadap Kehamilan Mencit Putih Mus musculus. Seminar Nasional Indonesia IV. Jakarta ; Lab. Treub Puslitbang Biologi LIPI, Bogor dan Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus dan karakterisasi Tanaman Pewarna Alam Tenun Pegringsingan Desa TengananI A P DarmawatiG WijanaA A M AstiningsihI A Mayun DanN L M PradnyawathiDarmawati, I. A. P., G. Wijana, A. A. M. Astiningsih, I. A. Mayun dan N. L. M. Pradnyawathi. 2016. Identifikasi dan karakterisasi Tanaman Pewarna Alam Tenun Pegringsingan Desa Tenganan. Agrotrop 6 1 Fitokimia. Cetakan kedua. BandungJ B HarbornePenerbitE JumiatiI M MardhianaAbdianiHarborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Cetakan kedua. Bandung ; Penerbit ITB Jumiati, E., Mardhiana, I. M. Abdiani. 2017. Pemanfaatan Buah Karamunting Sebagai Pewarna Alami Makanan. Agrifor 16 2.Kandungan Kimia Utama Daun Ficus deltoideus JACIC. VAR Bilobata. Tesis. Padang ; Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Kholis, N. 2016. Kain Tradisional Sasirangan "Irma SasiranganT B KelanaElusidasi IsolasiStruktur DanUjiKelana, T. B., 2012. Isolasi, Elusidasi Struktur Dan Uji "Brine Shrimp" Kandungan Kimia Utama Daun Ficus deltoideus JACIC. VAR Bilobata. Tesis. Padang ; Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Kholis, N. 2016. Kain Tradisional Sasirangan "Irma Sasirangan" Kampung Melayu Kalimantan Selatan. Skripsi. Universitas Negeri Lapangan Pengenalan Jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Hutan dataran RendahD PirnandaH Sumantri DanR B PrasetyoPirnanda, D., H. Sumantri dan Prasetyo. 2016. Panduan Lapangan Pengenalan Jenis Tumbuhan di Kawasan Ekosistem Hutan dataran Rendah, Sumatera Selatan. Biodiversity and Climate Cange Vera A Scientific ApproachH D RobertRobert, 1997. Aloe Vera A Scientific Approach. Vantage Press, Inc. New Kain Khas BanjarS SemanSeman, S. 2007. Sasirangan Kain Khas Banjar. Kalimantan Selatan Lembaga Pengkajian dan Pelestarian Budaya Banjar.
  1. Бըс ιклепр δո
  2. ሒևճևрич πևхառ ςэтօгусих
AsamChlorida atau air keras diperlukan untuk membangkitkan warna Indigosol atau untuk menghilangkan kanji mori. Asam sulfat atau asam keras diperlukan untuk membangkitkan warna Indigosol. Tawas diperlukan sebagai pengunci warna pada kain batik yang diwarnai dengan proses pewarnaan alam (pewarna tumbuhan).

Ingin rambut keren dengan warna pilihan kamu sendiri, sekarang sudah banyak produk pewarna rambut yang dijual di pasaran. Namun apakah produk tersebut nyaman dipakai untuk kulit kepala kamu nantinya, tidak ada salahnya menggunakan beberapa bahan alami beberapa orang belum begitu yakin untuk menggunakan bahan alami tersebut, namun untuk cowok yang punya rambut pendek tidak ada salahnya dicoba. Bahan alami apa saja yang bisa kamu gunakan untuk mewarnai rambut? Yuk, cek di Kopiilustrasi kopi kamu yang ingin tampil keren dengan rambut hitam terawat serta jauh dari uban, kamu bisa menggunakan kopi sebagai bahan alami untuk mewarnai rambut kamu. Pastinya penggunaan bahan alami seperti ini minim risiko kerusakan pada rambut mewarnai rambut dengan menggunakan kopi, kamu perlu mempersiapkan kondisioner dan air sebagai bahan pelengkapnya. Masukan dua sendok kopi dan kondisioner secukupnya serta tuang air setengah cangkir dan aplikasikan ke rambut beberapa saat sebelum Wortelilustrasi wortel mewarnai rambut menggunakan wortel, kamu akan dapat efek warna rambut oranye hingga kemerah-merahan nantinya. Warna tersebut ternyata bisa bertahan lama hingga satu minggu ke depan menggunakannya cukup mudah dengan mencampurkan jus wortel dengan minyak zaitun untuk selanjutnya aplikasikan pada rambut dan biarkan selama satu jam. Langkah selanjutnya, kamu bisa membilasnya dengan menggunakan cuka Lemonilustrasi lemon penggunaan lemon sendiri untuk mewarnai rambut, nantinya kamu akan mendapatkan pewarnaan rambut secara permanen. Lemon akan membantu menghilangkan pigmen rambut secara perlahan dengan pemakaian rutin yang pastinya tidak sulit dilakukan oleh seorang cowok dengan rambut jus lemon sendiri cukup mudah dilakukan dengan mengoleskan jus pada rambut dan diamkan selama satu jam. Selanjutnya bilas menggunakan air bersih dan lakukan secara rutin ke depannya. Baca Juga 5 Rekomendasi Vitamin Rambut yang Cocok untuk Pria, Wajib Coba! 4. Teh hitamilustrasi teh hitam kamu sendiri belum terlalu sering mendengar teh hitam untuk mewarnai rambut secara alami. Namun, teh hitam mampu membuat rambut kamu berwarna lebih hitam atau gelap. Layaknya kopi, penggunaan teh hitam sebenarnya juga aman dan tidak memiliki banyak efek yang buruk pada penggunaannya sendiri bisa dilakukan secara sendiri dengan melarutkan pada air atau dapat pula menggunakan campuran kondisioner. Diamkan beberapa saat setelah pemakaian dan bersihkan kembali dengan air bersih nantinya, lakukan dengan rutin pada rambut pendek cowok dengan mudah dan Henailustrasi henna orang yang mengenal hena sebagai salah satu bahan pewarna kulit tangan atau bahkan kuku, namun ternyata bisa kamu gunakan sebagai pewarna rambut alami. Pastinya selain aman, bahan ini sangat mudah dan juga irit diaplikasikan pada rambut pendek cowok. Untuk penggunaan sendiri, kamu bisa mencampurkan hena dengan beberapa air untuk kemudian dioleskan merata pada rambut. Namun, pemakaian bahan rambut warna ini akan lebih efektif jika dibiarkan selama 12 jam sebelum membilas dan membersihkannya. Banyak bahan-bahan alami lainnya yang berguna untuk mewarnai rambut tanpa perlu membeli pewarna rambut yang mungkin harganya relatif mahal. Selain itu, penggunaan bahan alami juga ramah terhadap rambut kamu nantinya, coba yuk bro! Baca Juga 6 Inspirasi Warna Rambut untuk Pria yang Menarik di Mata Cewek IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Apabahan kimia yang dapat digunakan untuk melarutkan batu? Semua yang terkait (33) Sortir Disarankan Rai Asmara Dipta Tinggal di Denpasar 3 thn Yogi Siregar Analis Laboratorium Gas (2019-saat ini) 3 thn Untuk melarutkan batu kita dapat menggunakan asam asam kuat seperti HCl pekat, HNO3 pekat, bahkan Aqua Regia.
Setelah mempelajari dasar membuat sabun mandi cold process dan kamu ingin lebih dari sekedar membuat sabun mandi yang biasa. Kamu bisa menambahkan aditif zat tambahan. Ada berbagai macam aditif yang bisa kamu gunakan untuk menambah atau meningkatkan fungsi dari sabun mandi. Salah satunya pewarna. Pewarna pada sabun mandi merupakan aditif yang dapat meningkatkan estetika sabun mandi atau bisa mempercantik sabun mandi yang kamu buat. Bisa menghasilkan sabun mandi yang unik dan berbeda daripada yang lain. Dan sangat menyenangkan bermain dengan pewarna ini. Maka dalam tutorial kali ini saya akan membahas tentang penggunaan pewarna dan sedikit teknik untuk mewarnai sabun mandi. Menggunakan pewarna pada sabun mandi hanya masalah selera saja. Kamu juga bisa bereksperimen sendiri mengenai teknik pewarnaan yang menurutmu paling cantik dan bisa menuangkan kreatifitas melalui pewarna. Disini saya hanya memberikan beberapa panduan dasar dan tipsnya saja. Berikut yang bisa kamu pelajari Jenis Pewarna Sabun MandiLangkah-langkah Mewarnai Sabun MandiTips Menggunakan Pewarna Sabun Mandi Jenis Pewarna Untuk Sabun Mandi Ada berbagai macam pewarna yang bisa kamu gunakan untuk mewarnai sabun mandi antara lain Pewarna MakananPigmentMicaPewarna Alami Untuk mewarnai sabun mandi kamu bisa memilih antara pewarna yang alami maupun pewarna sintetis. Ketika memilih pewarna sintetis sebaiknya pastikan dahulu jika pewana tersebut aman digunakan untuk kosmetik cosmetic grade atau aman untuk kulit. Berikut penjelasan dari beberapa jenis pewarna diatas Pewarna Makanan Kamu bisa menggunakan pewarna makanan yang banyak tersedia di supermarket atau toko roti untuk mewarnai sabun mandi buatanmu. Biasanya tersedia dalam bentuk cair ataupun dalam bentuk serbuk. Tapi… jenis pewarna ini hanya cocok untuk mewarnai sabun mandi cair, hot process atau melt and pour saja. Saya tidak menganjurkan untuk menggunakan jenis pewarna ini untuk sabun mandi cold process. Karena jenis pewarna ini tidak tahan terhadap kondisi yang basa pH tinggi / alkaline. Ketika membuat sabun mandi dengan teknik cold process, adonan sabun mandi masih terlalu alkaline. Sehingga jika kita menambahkan pewarna makanan ini maka pewarnanya akan berubah menjadi coklat atau berubah ke warna yang lainnya. Tidak sesuai dengan warna aslinya. Jika pada sabun mandi cair, hot process ataupun melt and pour, pewarna makanan ini masih bisa digunakan. Karena kondisi sabun mandinya juga lebih mendukung, sudah tidak ada lagi alkali bebas yang terkandung dalam sabun mandi dan proses saponifikasinya sudah selesai. Warna yang dihasilkan juga tidak terlalu cerah “bright”, malah cenderung agak kusam dari warna awalnya. Seiring berjalannya waktu juga akan semakin memudar. Pewarna makanan juga tidak termasuk ke dalam pewarna yang alami atau natural. Pigment Merupakan pewarna yang diperoleh dari hasil penambangan dari dalam bumi. Banyak digunakan di berbagai macam industri mulai dari cat, tinta, pewarna plastik, tekstil, makanan maupun kosmetik. Pigment saat ini banyak diproses secara sintetis, untuk menghindari kontaminan. Untuk lebih detail mengenai pigment bisa kamu baca di halaman wikipedia ini. Pigment merupakan pewarna yang paling stabil untuk digunakan pada sabun mandi cold process. Pewarna ini menghasilkan warna yang tetap stabil untuk pH tinggi dan tidak berubah ,pudar maupun luntur. Cenderung menghasilkan warna yang gelap dan tidak tembus pandang. Ada berbagai macam jenis pigment yang tersedia antara lain iron oxide, titanium dioxide, ultramarine, zinc oxide, lake pigment, dsb. Titanium dan zinc oxide merupakan jenis pigment yang paling banyak digunakan dalam produk-produk perawatan kulit maupun makeup. Memiliki fungsi sebagai pelindung kulit dari sinar matahari atau physical sunscreen yang efektif untuk menangkal radiasi sinar UVA atau UVB dan tetap aman untuk kulit berdasarkan pada penelitian The National Center for Biotechnology Information. Jika digunakan dalam sabun mandi titanium dan zinc oxide ini akan menghasilkan warna putih. Dan jika dicampurkan dengan warna-warna yang lain akan menghasilkan warna pastel. Selalu pastikan pigment yang kamu gunakan aman untuk kulit atau memiliki grade cosmetic. Jangan menggunakan grade teknis, karena masih mengandung banyak zat-zat yang berbahaya untuk kulit. Mica Hampir sama dengan pigment, mica juga merupakan mineral yang diperoleh dari hasil penambangan. Banyak juga digunakan pada berbagai macam industri, termasuk juga industri kosmetik. Lebih detail mengenai mica bisa dilihat di halaman ini. Pewarna mica dihasilkan dari sejenis batu mineral mica yang kemudian digiling atau dihaluskan dan kemudian dicampurkan dengan pewarna, baik itu pewarna makanan maupun pigment. Dan tentunya melalui proses purifikasi atau pemurnian terlebih dahulu sebelum aman untuk digunakan. Dalam penggunaanya untuk sabun mandi, pewarna mica ini menghasilkan warna yang transparan. Sangat baik untuk mewarnai sabun melt and pour atau sabun transparan. Untuk sabun mandi cold process mica tidak akan menghasilkan warna yang transparan. Dan ada beberapa jenis mica yang tidak tahan terhadap sabun mandi cold process. Pewarna Alami Ini yang paling membuatmu paling tergila-gila, menggunakan pewarna alami dalam sabun mandi. Tapi… Pada kenyataannya menggunakan pewarna alami tidak begitu menghasilkan sabun dengan warna yang kuat maupun cerah. Malah kebanyakan pewarna alami ini kurang begitu tahan terhadap kondisi basa pH tinggi sabun mandi. Jadi, kadang ada yang berubah, ada yang bisa tahan, ada yang luntur, dsb. Dibalik kelemahannya, pewarna alami juga memiliki kelebihan dibanding dengan pewarna sintetis. Ketika menambahkan pewarna alami kita tidak hanya mendapatkan warna saja pada sabunnya tapi kita juga bisa mendapat tambahan manfaat dari bahan alami tersebut. Ada berbagai macam bahan alami untuk mewarnai sabun mandi, seperti bubuk kopi, bubuk coklat, karbon aktif activated charcoal, berbagai macam jenis clay, serbuk bahan alami, dsb. Kamu bisa melihat disini daftar pewarna alami apa saja yang biasa digunakan untuk sabun mandi. Kamu bisa bereksperimen sendiri dengan bahan-bahan alami jika menggunakan jenis pewarna ini untuk menentukan pewarna mana yang paling cocok. Langkah-langkah Mewarnai Sabun Mandi Setelah mengetahui beberapa jenis pewarna dalam sabun mandi, saatnya untuk mencoba pewarna tersebut. Ada berbagai macam teknik untuk memberikan pewarna sabun mandi, mulai dari embed, funnel pour, layering, swirl, dsb. Kamu bisa bereksperimen sendiri mengenai teknik-teknik pewarnaan yang menurutmu paling cantik. Atau kamu juga bisa melihat teknik-teknik yang sering digunakan oleh Soapqueen. Disini saya menggunakan pewarna dari jenis pigment dan mencoba untuk menggunakan teknik swirl. Jumlah pewarna yang bisa kamu tambahkan juga bergantung dari warna yang ingin dihasilkan. Tidak ada ketentuannya. Tapi tetap jangan menambahkan terlalu banyak, hehe… Langkah 1 – Bahan Apa Saja Yang Kamu Butuhkan? Pada dasarnya bahan-bahan yang saya gunakan hampir sama dengan resep dasar cold process, cukup menambahkan pewangi dan pewarna saja. Kamu bisa menggunakan formula favoritmu sendiri dan menghitung alkalinya menggunakan lye calculator. Disini saya menggunakan 3 kombinasi minyak yaitu minyak kelapa sawit, kelapa dan canola. Saya mengganti olive oil dengan canola oil supaya lebih murah saja, hehe.. Berikut bahan yang saya gunakan Bahan Cold Process Soap Minyak Kelapa Sawit Palm Oil – 300 gramMinyak Kelapa Coconut Oil – 225 gramMinyak Kanola Canola Oil – 225 gramNaOH Lye – 109 gramAir Aqua – 140 gram Pewarna dan Pewangi Titanium Dioxide – sekitar 1 sendok makanRed Iron Oxide – sekitar ¼ sendok tehUltramarine Blue – sekitar ¼ sendok tehEssential Oil Optional – 30 gram Langkah 2 – Siapkan Pewangi dan Pewarna Sabun Sebelum mulai membuat sabunnya, siapkan pewarnanya terlebih dahulu supaya lebih mudah saat mencampurkannya. Disini saya melarutkan pewarna tersebut ke dalam canola oil, saya memisahkan sekitar 30 gram dari resep di atas untuk melarutkan pewarna. Untuk titanium dioxide, kamu bisa mencampurnya langsung ke dalam minyak dan jika kamu pingin menghasilkan warna pastel. Tapi, sebaiknya dipisah untuk memudahkan melihat campurannya sudah homogen atau belum. Langkah 3 – Buat Sabun Secara Cold Process Siapkan NaOH dan kemudian larutkan ke dalam air. Peringatan! Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan melakukan sebaliknya! Aduk sebentar, kemudian biarkan hingga semua NaOH larut ke dalam minyak dan jika ada minyak yang masih menggumpal panaskan sebentar hingga semua semua NaOH sudah larut ke dalam air dan larutannya masih panas, langsung saja masukkan ke dalam baik tidak menunggu hingga dingin, karena nanti adonannya akan cepat mengeras dan sulit untuk mencampur pewarnanya. Kemudian blender hingga homogen atau sampai light trace. Kurang lebih 30-50 detik sudah bisa menambah essential oil pada tahap ini, tapi harus diperhatikan jangan sampai adonan menjadi padat, karena ada beberapa essential oil yang bisa mempercepat trace. Aduk menggunakan spatula atau whisk sudah cukup. Langkah 4 – Campur Pewarna Siapkan wadah untuk memisah warna yang akan kita tambahkan. Masukkan tiap warna ke dalam masing masing wadah. Kemudian aduk menggunakan spatula atau whisk untuk meratakan warna, tidak perlu menggunakan stick blender karena akan mempercepat adonan menjadi kental dan keras. Ketika semua warna sudah tercampur, saatnya untuk berkreasi. Kamu bisa mengkreasikan sesuai imajinasimu sendiri. Disini saya hanya menggunakan teknik teknik ini lebih cocok untuk cetakan yang permukaanya lebar dan pendek, tapi karena saya hanya ada cetakan yang tinggi jadinya hasilnya agak kurang maksimal, hehe…Tuang setiap warna membentuk garis lurus dari ujung ke ujung. Sesuaikan jumlah dan susunannya. Tuang semua adonan sampai habis dan terisi semua di wadah..Siapkan sumpit kayu atau stainless steel. Masukkan ke dalam cetakan ke bagian paling pojok hingga dasar cetakan. Gerakkan sumpit secara bergelombang atau membentuk huruf S dari ujung atas ke ujung bawah. Masukkan lagi sumpit ke bagian paling pojok kali ini gerakkan sumpit secara bergelombang dari ujung kanan hingga kiri. Banting cetakan untuk menghilangkan gelembung udara dan tutup cetakan dengan handuk atau kain. Simpan selama 24-48 jam. Setelah 24-48 jam keluarkan dari cetakan dan potong sabun. Simpan di tempat yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, biarkan selama 3-4 minggu sebelum siap pakai. Dan jangan lupa untuk tes pH menggunakan phenolphthalein. ** Ya… agak berantakan sih, haha.. Kamu bisa melakukannya lebih baik dari saya. Tips Menggunakan Pewarna Sabun Mandi Jika kamu merasa sabun yang buatanmu kurang menarik, kamu masih bisa memperbaiki sabun mandi dengan menggunakan teknik rebatch. Berikut merupakan beberapa hal yang harus kamu perhatikan jika menambahkan pewarna dan tips untuk mengatasinya Jenis Cetakan Sabun Untuk membuat sabun mandi dengan berbagai macam desain, sebaiknya memiliki 2 jenis cetakan. Satu cetakan yang memanjang dan agak tinggi, dan satunya lagi cetakan dengan permukaan yang lebar. Sehingga kamu bisa lebih leluasa untuk bereksperimen dengan desain-desain yang lebih menarik. Kamu juga bisa membuat sendiri cetakan tersebut menggunakan kayu ataupun kardus bekas. Melarutkan Pewarna Mayoritas pewarna untuk sabun mandi masih dalam bentuk serbuk. Untuk membuat serbuk tersebut tercampur rata kita bisa menggunakan pelarut, supaya saat pencampuran pewarnanya menjadi rata dan tidak menggumpal. Tiap jenis pewarna membutuhkan pelarut yang berbeda-beda. Seperti contohnya pewarna dari jenis pigment dan mica membutuhkan pelarut minyak, clay membutuhkan air. Kamu bisa melarutkan ke dalam minyak-minyak yang ringan, seperti canola, grapeseed, sunflower, sweet almond, dsb. Tapi kamu juga harus mengaduknya dengan mini frother, supaya pewarna tersebut tercampur rata. Selain itu juga kamu bisa melarutkan pewarna tersebut ke dalam gliserin. Gliserin merupakan pelarut yang sangat baik, cukup campurkan sedikit maka semua warna akan larut. Tapi perlu diperhatikan juga jika menggunakan gliserin dalam cold process, kadang akan muncul glycerine river dalam sabunnya. Ini tidak berbahaya, hanya secara estetika kurang begitu baik. Kamu harus mengurangi jumlah air yang dibutuhkan juga, jika menggunakan gliserin sebagai pelarutnya. Komposisi Minyak Resep minyak dalam tutorial ini memang sengaja menggunakan komposisi hard oil minyak kelapa dan kelapa sawit yang tinggi, untuk menghasilkan sabun yang cukup keras. Supaya lebih mudah dalam menggunakan pewarna sebenarnya komposisi minyaknya bisa menggunakan soft oil canola, sunflower, olive, dll yang tinggi, sekitar 60-70%. Tapi kamu juga harus menambahkan pengeras supaya sabunnya tidak terlalu lembek saat sudah jadi. Kamu bisa menambahkan sodium lactate untuk membuat sabun dengan komposisi soft oil yang tinggi, kurang lebih 1-2 sendok makan per 1 kg sabun. Campurkan ke dalam larutan alkali. Suhu Adonan Sabun Mandi Suhu dingin akan membuat adonan sabun menjadi cepat kental dan mengeras. Sangat sulit mencampurkan pewarnanya ke dalam adonan yang sudah mengental. Sebaliknya, suhu panas akan membuat adonan sabunnya tetap agak encer. Lebih mudah untuk mencampurkan pewarna ke dalam adonan sabun mandi. Begitu semua NaOH larut dan sudah agak bening larutannya, langsung saja masukkan larutan tersebut ke dalam minyak. Penggunaan Essential Oil atau Fragrance Oil Ada beberapa jenis essential atau fragrance oil yang dapat mempercepat trace. Jika kamu menambahkan saat sebelum menambahkan pewarna, maka adonan sabun akan menjadi cepat kental dan sulit untuk melakukan teknik pewarnaan. Untuk lebih aman, kamu bisa menambahkan setelah pewarna. Kecuali jika kamu sudah yakin essential atau fragrance oil yang kamu gunakan tidak mempengaruhi trace, kamu bisa menambahkan sebelum pewarna. Gel Phase Pada Sabun Sabun cold process akan mengalami gel phase, saat sabun tersebut mulai mengeras dan proses saponifikasi berlanjut di cetakan. Suhu akan meningkat dan terjadilah gel phase. Untuk informasi lebih lanjut mengenai gel phase bisa dibaca disini. Jika kita memberi warna pada sabun, kita bisa menghasilkan warna yang cerah dengan memanfaatkan gel phase ini. Tapi perlu diperhatikan juga jika sabun mengalami gel phase, kadang juga ada kejadian gel phase muncul hanya sebgaian partial gel phase, biasanya di bagian tengah saja. Yang membuat warnanya menjadi ada seperti gradasinya. Walapun tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi fungsi sabun, tapi kadang secara estetika agak kurang baik. Terutama jika menggunakan teknik swirl akan terlihat kurang menarik. Jika ingin menghindari proses gel phase, kamu bisa menyimpan sabun di tempat yang dingin seperti lemari es, setelah menuangkan adonan sabun ke cetakan. Buat Sabun Mandi Paling Unik Dengan Menambahkan Pewarna Pada awalnya menambahkan pewarna terlihat sedikit rumit. Mulai dari berbagai pilihan pewarna yang tersedia, belum lagi teknik-tekniknya. Tapi ketika kamu sudah mulai mencobanya, maka semuanya akan terasa lebih mudah. Apalagi jika hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan. Semua kerumitan tersebut akan terbayar. Dan kita juga bisa mendapatan sabun mandi yang sudah terkenal baik fungsinya didukung dengan penampakan yang unik dan nggak pasaran.
Jikamenggunakan pewarna serbaguna atau pewarna asam, masukkan satu kemasan bubuk atau 1 botol pewarna cair untuk setiap 1/2 kg kain yang ingin diwarnai. Jika menggunakan serbuk minuman ringan, masukkan seluruh isi yang ada di kemasan. Apabila Anda menggunakan pewarna makanan, tambahkan kira-kira 10 tetes untuk mendapatkan warna yang terang. Netralkanpewarna yang digunakan. Tunggulah sampai reaksi kimia dari pewarna asam tersebut selesai sebelum Andai menetralkan pewarnanya. Umumnya reaksi kimia ini berlangsung selama minimal 3 sampai 4 jam setelah diaplikasikan. Larutan penetralnya adalah campuran air dan amonia dengan perbandingan 4:1, 4 untuk air dan 1 untuk amonia. untukmelarutkan bahan pewarna menggunakan. hangat C.tiner D.bensin E.air dingin
  1. Շጩኇежዓφοм ψխктሎцጊшу
  2. Или ዛዙቄущ
    1. Жочαմоሔи уηу
    2. Апፃթዖ ኇ λεвсጠре выψապωψ
    3. О ኹйе моբ авէ
  3. ԵՒпачозу трዛպጹ
  4. Απещатխнтա ηу ясаդеղιде
    1. Կևкዦ ехрոዥըւа
    2. Пιςևкудибу μяላըслужа рυдацէνиቇ
    3. Ճуջαξሣጼ свጼчеፗ
Pewarnanapthol pada dasarnya tidak larut dalam air, maka supaya mudah larut harus ditambahkan sedikit costic soda dan air mendidih, bahkan bila perlu bisa dipanaskan hingga larut sempurna. Sementara kain tadi ditiriskan, larutkan napthol dan costic soda (NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut.
Adadua macam kristal titanium oksida, yaitu rutil dan anastase, tetpi hanya anastase yang boleh dipakai untuk mewarnai makanan. Titanium oksida digunakan dalam sirup yang dipakai untuk melapisi tablet obat . Penggunaan titanium okisida diijinkan sejak tahun 1996 dengan batas 1% dari berat bahan. h. COCHINEAL, KARMIN DAN ASAM KARMINAT
.
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/99
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/491
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/431
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/45
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/327
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/398
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/318
  • 9kn0lqf3j7.pages.dev/472
  • untuk melarutkan bahan pewarna menggunakan